Jumat, 11 Februari 2011

Kisah Cewek Diperkosa

Berikut Ini cerita pemerkosaan yang aku alami, cerita panas tentang pemerkosaan hingga dua kali. Aku, seorang model yunior, diperkenalkan oleh temanku pada seorang fotografer ternama supaya aku bisa diorbitkan menjadi model terkenal. Temanku ngasi tau bahwa om Andi, demikian dia biasanya dipanggil, doyan daun muda. Bagiku gak masalah, asal benar2 dia bisa mendongkrak ratingku sehingga menjadi ternama. Om Andi membuat janjian untuk sesi pemotretan di vilanya di daerah Puncak. Pagi2 sekali, pada hari yang telah ditentukan, om andi menjemputku. Bersama dia ikut juga asistennya, Joko, seorang anak muda yang cukup ganteng, kira2 seumuran denganku.

Tugas Joko adalah membantu om Andi pada sesi pemotretan. Mempersiapkan peralatan, pencahayaan, sampe pakaian yang akan dikenakan model. Om Andi sangat profesional mengatur pemotretan, mula2 dengan pakaian santai yang seksi, yang menonjolkan lekuk liku tubuhku yang memang bahenol. Pemotretan dilakukan di luar. Bajunya dengan potongan dada yang rendah, sehingga toketku yang besar montok seakan2 mau meloncat keluar. Joko terlihat menelan air liurnya melihat toketku yang montok. Pasti dia ngaceng keras, karena kulihat di selangkangan jins nya menggembung. Aku hanya membayangkan berapa besar kon**lnya, itu membuat aku jadi blingsatan sendiri.

Setelah itu, om Andi mengajakku melihat hasil pemotretan di laptopnya, dia memberiku arahan bagaimana berpose seindah mungkin. Kemudian sesi ke2, dia minta aku mengenakan lingeri yang juga seksi, minim dan tipis, sehingga aku seakan2 telanjang saja mengenakannya. Pentil dan jembutku yang lebat membayang di kain lingerie yang tipis. Jokopun kayanya gak bisa konsentrasi melihat tubuhku. Aku yakin kon**lnya sudah ngaceng sekeras2nya. Om And mengatur gayaku dan mengambil poseku dengan macam2 gaya tersebut. Tengkurap, telentang, ngangkang dan macem2 pose yang seksi2. Kembali om Joko memberiku arahan setelah membahas hasil pemotretannya.

Sekarang sekitar jam 12 siang, om Andi minta Joko untuk membeli makan siang. Sementara itu aku minta ijin untuk istirahat dikolam renang aja. Om Andi memberiku bikini yang so pasti seksi dan minim untuk dikenakan. Tanpa malu2 segera aku mengenakan bikini itu. Benar saja, bikininya minim sehingga hanya sedikit bagian tubuhku yang tertutupinya. Aku berbaring di dipan dibawah payung. Karena lelah akibat sesi pemotretan yang padat dan angin sepoi2, aku tertidur.

Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh selangkanganku tiba-tiba mataku terbuka, aku melihat om Andi sedang menggerayangi tubuhku. "Nes, kamu seksi sekali, om jadi napsu deh ngeliatnya. Om jadi pengen ngen totin Ines, boleh gak Nes. Nanti om bantu kamu untuk jadi model profesional", katanya. Karena sudah diberi tahu temanku, aku tidak terlalu kaget mendengar permintaannya yang to the point. "Ines sih mau aja om, tapi nanti Joko kalo dateng gimana", tanyaku. Om and segera meremas2 toketku begitu mendengar bahwa aku gak keberatan dien tot. "Kamu kan udah sering dientotkan Nes, nanti kalo Joko mau kita main ber 3 aja, asik kan kamunya", katanya sambil tersenyum.

Aku diam saja, om Andi berbaring di dipan disebelahku. Segera aku dipeluknya, langsung dia menciumku dengan ganas. Tangannya tetap aktif meremas2 toketku, malah kemudian mulai mengurai tali bra bikiniku yang ada ditengkuk dan dipunggung sehingga toketku pun bebas dari penutup. Dia semakin bernapsu meremas toketku. "Nes, toket kamu besar dan kenceng, kamu udah napsu ya Nes. Mana pentilnya gede keras begini, pasti sering diisep ya Nes".

Dia duduk di pinggir dipan dan mulai menyedot toketku, sementara aku meraih kon**lnya serta kukocok hingga kurasakan kon**l itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai selangkanganku dan menggosok-gosok nonokku dari luar. "Eenghh.. terus om.. oohh!" desahku sambil meremasi rambut om Andi yang sedang mengisap toketku. Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di puserku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk nonokku dari samping cd bikini ku. Aku sampai meremas-remas toket dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan nonokku mengeluarkan cairan hangat. Dengan merem melek aku menjambak rambut om andi. Segera tangannya pun mengurai pengikat cd bikiniku sehingga aku sudah telanjang bulat terbaring dihadapannya, siap untuk digarap sepuasnya. Dia segera menyeruput nonokku sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah om Andi melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku. "Jembut kamu lebat ya Nes, pasti napsu kamu besar. Kamu gak puas kan kalo cuma dientotsatu ronde", katanya.

Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku sampai wajahku basah oleh liurnya. "Ines ga tahan lagi om, Ines emut kon**l om ya" kataku. Om Andi langsung bangkit dan berdiri di sampingku, melepaskan semua yang nempel dibadanya dan menyodorkan kon**lnya. kon**lnya sudah keras sekali, besar dan panjang. Tipe kon**l yang menjadi kegemaranku. Masih dalam posisi berbaring di dipan, kugenggam kon**lnya, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut.

Mulutku terisi penuh oleh kon**lnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala kon**lnya, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga om andi bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan. "Eemmpp..nngg..!" aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya. Kepala kon**l itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku.

Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan pejunya itu, tapi karena banyaknya pejunya meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar kon**lnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku. Kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa peju yang menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu pager terbuka dan Joko muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil. "Jok, mau ikutan gak", tanya om Andi sambil tersenyum. "Kita makan dulu ya". Segera kita menyantap makanan yang dibawa Joko sampai habis. Sambil makan, kulihat jakunnya Joko turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke toketku. Aku mengelus-elus kon**lnya dari luar celananya, membuatnya terangsang

Akhirnya Joko mulai berani memegang toketku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya. "Nes, toketnya gede juga ya.. enaknya diapain ya", katanya sambil terus meremasi toketku. Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka pakaiannya. Nampaklah kon**lnya cukup besar, walaupun tidak sebesar kon**l om Andi, tapi kelihatannya lebih panjang. Kugenggam kon**lnya, kurasakan kon**lnya bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan kon**lnya ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga Joko mengerang keenakan. "Enak, Jok", tanya om Andi yang memperhatikan Joko agak grogi menikmati emutanku.

Om andi lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kon**lnya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua kon**l yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian om andi pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku. Aku mulai merasakan kon**lnya menyeruak masuk ke dalam nonokku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci kon**lnya memasuki nonokku. Aku dien totnya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada toketku. Aku menggelinjang tak karuan waktu pentil kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada kon**l Joko makin bersemangat.

Rupanya aku telah membuat Joko ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang ngen tot. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja dientotdari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan kon**l yang lain makin menghujam ke tubuhku. kon**l Om Andi menyentuh bagian terdalam dari nonokku dan ketika kon**l Joko menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan toket atau meremasi pantatku. Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh kon**l Joko. Bersamaan dengan itu pula gen totan Om Andi terasa makin bertenaga. Kami pun nyampe bersamaan, aku dapat merasakan pejunya yang menyembur deras di dalamku, kemudian meleleh keluar lewat selangkanganku.

Setelah nyampe, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya. "Nes, aku pengen ngen totin nonok kamu juga", kata Joko. Aku cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, "Tapi Ines istirahat aja dulu, kayanya masih cape deh". Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, om andi duduk di sebelah kiriku dan Joko di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya.

"Nes, aku masukin sekarang aja ya, udah ga tahan daritadi belum rasain nonok kamu" kata Joko mengambil posisi berlutut di depanku. Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala,dia mengarahkan kon**lnya yang panjang dan keras itu ke nonokku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir nonokku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas kon**l om andi yang sedang menjilati leher di bawah telingaku. "Aahh.. Jok, cepet masukin dong, udah kebelet nih!" desahku tak tertahankan. Aku meringis saat dia mulai menekan masuk kon**lnya. Kini nonokku telah terisi oleh kon**lnya yang keras dan panjang itu, yang lalu digerakkan keluar masuk nonokku. "Wah.. seret banget nonok kamu Nes", erangnya. Setelah 15 menit dia gentotaku dalam posisi itu, dia melepas kon**lnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke kon**lnya. Dengan refleks akupun menggenggam kon**l itu sambil menurunkan tubuhku hingga kon**lnya amblas ke dalam nonokku. Dia memegangi kedua bongkahan pantatku, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami. Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua toketku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka. Joko memperhatikan kon**lnya sedang keluar masuk di nonokku.

Goyangan kami terhenti sejenak ketika om andi tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan toketku makin tertekan ke wajah Joko. om andi membuka pantatku dan mengarahkan kon**lnya ke sana. "Aduuh.. pelan-pelan om, sakit " rintihku waktu dia mendorong masuk kon**lnya. Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua kon**l kon**l besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika om andi menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, om andi malah makin buas menggen totku. Joko melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut.

Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Joko erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Joko. Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, pentilku disedot kuat-kuat oleh Joko, dan om andi menjambak rambutku. Aku lalu merasakan peju hangat menyembur di dalam nonok dan pantatku, di air nampak sedikit cairan peju itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan kon**l masih tertancap.

Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Mereka mengikutiku dan ikut mandi bersama. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. nonok dan toketku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir "Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih" disambut gelak tawa kami. Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun mengemut kon**l mereka secara bergantian sehingga langsung saja napsu mereka memuncak. aku segera diseret ke ranjang.

Om andi mendapat giliran pertama, kelihatannya mereka dia main berdua aja dengan ku. Jembutku yang lebat langsung menjadi sasaran, kemudian salah satu jarinya sudah mengelus2 nonokku. Otomatis aku mengangkangkan pahaku sehingga dia mudah mengakses nonokku lebih lanjut. Segera kon**lnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok2. "Nes, diisep dong", pintanya. Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan ke mulutku. Segera kekenyot pelan2, dan kepalaku mengangguk2 memasukkan kon**lnya keluar masuk mulutku, kenyotanku jalan terus. "Ah, enak Nes, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah", erangnya keenakan. Tangannya terus saja mengelus2 nonokku yang sudah basah karena napsuku sudah memuncak. "Nes, kamu udah napsu banget ya, nonok kamu udah basah begini", katanya lagi. kon**lnya makin seru kuisep2nya. Kulihat Joko sedang mengelus2 kon**lnya yang sudah ngaceng berat melihat om Andi menggarap aku.

Tiba2 dia mencabut kon**lnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku. kon**lnya diarahkan ke nonokku, ditekannya kepalanya masuk ke nonokku. terasa banget nonokku meregang kemasukan kepala kon**l yang besar, dia mulai mengenjotkan kon**lnya pelan, keluar masuk nonokku. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kon**lnya yang panjang ambles di nonokku. "Enak om , kon**l om bikin nonok Ines sesek, dienjot yang keras om ", rengekku keenakan. enjotan kon**lnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguh kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kon**lnya masuk dengan keras, nikmat banget rasanya. Gak lama dientotaku udah merasa mau nyampe, "om lebih cepet ngenjotnya dong, Ines udah mau nyampe", rengekku. "Cepat banget Nes, om belum apa2" jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kon**lnya. Akhirnya aku menjerit keenakan "Om, Ines nyampe mas , aah", aku menggelepar kenikmatan. Dia masih terus saja mengenjotkan kon**lnya keluar masuk dengan cepat dan keras.

Tiba2 dia mencabut kon**lnya dari nonokku. "Kok dicabut om, kan belum ngecret", protesku. Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya anjing. "Om, masukkin dinonok Ines aja ya, kalo dipantat gak asik", pintaku. Dia diam saja. Segera kon**lnya ambles lagi di nonokku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan kon**lnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di nonokku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi, "Om , nikmat", erangku lagi. Jarinya terasa

mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jarinya disodokkan ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya nonokku ikut berkontraksi meremas kon**l besar panjang yang sedang keluar

masuk, "Aah Nes, nikmat banget, empotan nonok kamu kerasa banget", erangnya sambil terus saja mengenjot nonokku. Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas2 toketku, kemudian tangannya menjalar lagi ke itilku, sambil dientotitilku dikilik2nya dengan tangannya. Nikmat banget dientotdengan cara seperti itu. "Om , nikmat banget nge***tsama om , Ines udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om ," erangku saking nikmatnya. Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kon**lnya. Tak lama kemudian, "Om, Ines mau nyampe lagi, om , cepetan dong enjotannya, aah", akhirnya aku mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengen totkan kon**lnya dalem2 di nonokku dan terasa pejunya ngecret. "Aah Nes, nikmat banget", diapun agak menelungkup diatas punggungku. Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kon**lnya tercabut dari nonokku. "Om , nikmat deh, sekali entotaja Ines bisa nyampe 2 kali. Abis ini giliran Joko ya", kataku. "Iya", jawabnya sambil berbaring disebelahku. Aku memeluknya dan dia mengusap2 rambutku. "Kamu pinter banget muasin lelaki ya Nes", katanya lagi. Aku hanya tersenyum, "Om, Ines mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya", aku pun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.

Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, kulihat om Andi sudah tidak ada dikamar. Joko sudah berbaring diranjang. Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium bibirku dengan penuh napsu. kon**lnya keelus2. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku. Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok2 nonokku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas2 toketku. Pentilku diplintir2nya, "Jok enak, Ines udah napsu lagi nih", erangku. Tanganku masih mengocok kon**lnya yang sudah keras banget. Kemudian ciumannya beralih ke toketku. Pentilku yang sudah mengeras segera diemutnya dengan penuh napsu, "Jok , nikmat banget ", erangku.

Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di nonokku. "Aah Jok , enak banget, belum dientotaja udah nikmat banget", erangku. Aku menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai menjilati nonok dan itilku. Pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum dien tot. Dia pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah2, sementara dia terus menjilati nonoku yang basah berlendir itu. Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok kon**lnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kon**lnya. "Nes, kamu pinter banget sih", dia memuji. Cukup lama aku mengemut kon**lnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku, kon**lnya kuisep kuat2. Dia merem melek keenakan.

Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek2kan kepala kon**lnya di bibir nonokku, lalu dienjotkan masuk, "Jok , enak", erangku.Dia mulai mengenjotkan kon**lnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kon**lnya nancep semua di nonokku. "Nes, nonokmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kon**l berkali2ya", katnya. "Tapi enak kan, abis kon**l kamu gede dan panjang sampe nonok Ines kerasa sempit", jawabku terengah. Dia mulai mengenjotkan kon**lnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya. "Enak Jok, aah", erangku keenakan. enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya. Terasa nonokku mulai berkedut2, "Jok lebih cepet dong, enak banget, Ines udah mau nyampe", erangku. "Cepet banget Nes, aku belum apa2", jawabnya. "Abisnya kon**l kamu enak banget sih gesekannya", jawabku lagi. enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku

"Terus Jok , enak". Toketku diremas2 sambil terus mengenjotkan kon**lnya keluar masuk. "Terus Jok , lebih cepat, aah, enak Jok, jangan brenti, aakh..." akhirnya aku mengejang, aku nyampe, nikmat banget rasanya. Padahal dengan om Andi, aku udah nyampe 2 kali, nyampe kali ini masih terasa nikmat banget.

Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kon**lnya nancep. nonokku kudenyut2kan meremas kon**lnya sehingga dia melenguh, "Enak Nes, empotan nonok kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Nes", erangnya sambil terus mengenjot nonokku. Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya ngecret didalam nonokku, banyak banget kerasa nyemburnya "Nes, aakh, aku ngecret Nes, nikmatnya nonok kamu", erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya. "Trima kasih ya Nes, kamu bikin aku nikmat banget". Setelah kon**lnya mengecil, dicabutnya dari nonokku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes banget walaupun nikmat sekali. Tanpa terasa aku tertidur disebelahnya.

Aku terbangun karena merasa ada jilatan di nonokku, ternyata om andi yang masih pengen ngen totin aku lagi. kulihat kon**lnya sudah ngaceng lagi. nonokku dijilatinya dengan penuh napsu. Pahaku diangkatnya keatas supaya nonoku makin terbuka. "Om , nikmat banget mas jilatannya", erangku. Ngantukku sudah hilang karena rasa nikmat itu. Aku meremas2 toketku sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di nonokku. Pentilku kuplintir2 juga. Kemudian itilku diisep2nya sambil sesekali menjilati nonokku, menyebabkan nonokku sudah banjir lagi.

Aku menggelepar2 ketika itilku diemutnya. Cukup lama itilku diemutnya sampai akhirnya kakiku dikangkangkan. "Om, masukin dong om , Ines udah pengen dien tot", rengekku. Dia langsung menindih tubuhku, kon**lnya diarahkan ke nonokku. Begitu kepala kon**lnya menerobos masuk, "Yang dalem om , masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om ", rengekku karena napsuku yang sudah muncak. Dia langsung mengenjotkan kon**lnya dengan keras sehingga sebentar saja kon**lnya sudah nancap semuanya dinonokku. Kakiku segera melingkari pinggangnya sehingga kon**lnya terasa masuk lebih dalem lagi. "Ayo om , dienjot dong", rengekku lagi. Dia mulai mengenjot nonokku dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya. enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat aku

menggeliat2 saking nikmatnya, "Om , enak om , terus om , Ines udah mau nyampe rasanya", erangku. Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kon**lnya. Toketku diremas2nya, sampe akhirnya aku mengejang lagi, "om enak, Ines nyampe om , aah", erangku lemes.

Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya aku turunkan ke ranjang. Dia tidak memperdulikan keadaanku, kon**lnya terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, napasnya sudah mendengus2. nonokku kudenyut2kan meremas kon**lnya. Dia meringis keenakan. "Nes, terus

diempot Nes, nikmat banget rasanya. Terus empotannya biar om bisa ngecret Nes", pintanya. Sementara itu enjotan kon**lnya masih terus gencar merojok nonokku. Toketku kembali diremas2nya, pentilnya diplintir2nya. "Om , Ines kepengin ngerasain lagi disemprot peju om ",

kataku. Terus saja kon**lnya dienjotkan keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras, sampai akhirnya, "Nes, aku mau ngecret Nes, aah", erangnya dan terasa semburan pejunya mengisi bagian terdalam nonokku. Nikmat banget rasanya disemprot peju anget. Dia ambruk dan memelukku
erat2, "Nes, nikmat banget deh nge***tama kamu", katanya.

Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan berpakaian. Kami kembali ke Jakarta. Diperjalanan pulang aku hanya terkapar saja dikursi mobil. Lemes banget abis dientot2 cowok berkali2. "Om, jangan lupa orbitin Ines ya", kataku. "Jangan kawatir, selama om masih bisa ngerasain empotan nonok kamu, pasti kamu melejit keatas deh. Bener gak Jok", jawabnya. Joko hanya tersenyum saja. Gak lama setelah mobil jalan, akupun tertidur.

Seks dengan Dina

Cerita Panas - Perkenalkan, namaku Ryan, umur 21 tahun, tinggi badan 166, berat badan 56 kg. Kisah ini berawal ketika aku lagi kurang kerjaan malam Minggu. Mau ke kos Desi pacarku malesnya minta ampun. Ya sudah aku ke Warnet saja untuk menghilangkan kebosananku.

Lalu aku iseng-iseng Chatting di mIRC, dengan menggunakan nick ryan_kurang_kerjaan, tidak beberapa lama kemudian masuklah seorang cewek dengan nick Dina20. Lalu kamipun berkenalan, ternyata dia adalah mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta, umurnya masih 20 tahun, baru semester 4, sama juga denganku. Perbincangan kami mulai dari hal-hal positif sampai hal-hal yang jorok sekalipun. Lalu kamipun terlibat perbincangan yang berbau sex.

“Emang kurang kerjaan apa nih?”
“Nggak Papa, males nih, mau ngapain males, mau belajar malesnya minta ampun”
“Emang kamu nggak malam mingguan?”
“Nggak, nggak ada yang mau diajak jalan-jalan”
“Emang kenapa” kataku.
“Nanya aja, kamu dah punya cewek?”
“Belum”
“Eh ngomong-ngomong, kamu mau nggak dikerjain nih”
“Maksudnya”
“Ya ngerjain kamu, kuperkosa gitu.. Hee hehee”

Aku terkejut minta ampun, ternyata dia hipersex juga, mumpung sudah lama nih, spermaku belum tersalurkan ke dalam vagina wanita..

“Boleh.. Kapan maunya?”
“Gimana kalau malam ini” balasku.
“Jangan malam ini dong, kan aku masih haid, biasa lagi terima tamu bulanan”
“Jadi kapan donk tuh mensnya selesai?”
“Mungkin besok, gimana kalau kita ketemuan besok malam, mungkin aku besok sudah nggak haid lagi”
“Jangan besok, lusanya lagi banyak tugas, gimana kalau malam Rabu”
“Lalu kalau ketemuannya dimana nih Din?” timpalku.
“Ntar lah, kan bisa diatur” balasnya.
“O ya, kamu punya HP, boleh tau nomornya nggak? Kan kita bias berhubungan”
“081794xx, kalau kamu?”
“081578xx”
“Eh.. Ngomong-ngomong kamu dah punya cowok” tanyaku.
“Belum, males punya pacar, kan nggak bisa menikmati kon**l yang lain, bosen kalau cuman satu kon**l aja.. Hee.. Hehee”
“O.. Ya, kamu udah gak Virgin umur berapa tuh?”
“19 sama pacarku, setelah itu dia pergi ninggalin aku, ya sudah kita putus deh”
“Aku mau koq jadi pacar kamu”
“Bener nih?”
“Tapi ada syaratnya”
“Apa donk?” timpalnya.
“Kamu harus memuaskan ‘adek kecil’ku ini setiap hari, mau nggak”
“Ntar kupikir-pikir dulu”
“O ya, kamu punya pic?”
“Ada, mau dikirimin yah, o ya email kamu”
“Iya tunggu ya, ntar kukirimin deh”

Tidak beberapa saat kemudian masuklah emailnya di emailku, kubuka, lumayan juga mukanya, walaupun nggak cantik-cantik amat. Mungkin kalau kuberi nilai paling cuman 6,5, beda sama Desi yang nilainya 7,5.. Hee.. Hee.. Nggak papa lah, yang penting penisku bisa terpuaskan oleh memeknya yang masih sempit, yang katanya ‘baru’ dimasukin oleh 3 penis.

“Masih mau sama aku?” katanya melanjutkan perbincangan kami
“Ya.. Maulah.. Kan yang penting ‘adek’ku puas”
“Dah ya, aku mau pulang, sudah jam 12 malam nih”
“Ya sudah, hati-hati di jalan yah”
“Muachh”
“Muachh juga”

Saat itu kamipun berpisah, aku masih chatting sampe jam 2 pagi, sambil membuka kisah-kisah di situs baru ini.

Balik lagi ke kisahku, aku masih menunggu kapan pertempuranku dengan Dina, mahasiswi yang masih muda, yang katanya masih hot, katanya lagi dia itu hipersex, setiap hari dia itu harus menyalurkan libidonya, entah dengan masturbasi atau maen dengan teman-temannya. Sebagai pemberitahuan, aku juga mungkin punya libido tinggi, setiap hari aku juga minimal harus menyalurkan spermaku, entah itu dengan melakukan hubungan sex atau hanya onani, kalau tidak perasaanku kayak orang sakit aja, nggak bisa berpikir dengan baik, Hee.. Hee.

Lalu tepat hari Selasa, malam ini aku sudah berjanji dengan Dina untuk memuaskannya. Saat kulihat dia pertama kalinya tak beda jauh dengan pic yang dia kirim, walaupun nggak terlalu cantik, tapi bodynya sexy, rambut hitam sampai bahunya dan tingginya 155 cm, aku tingginya 166 cm. Kami janjian bertemu di Mall Malioboro, dan kami awali dengan mengobrol.

Ternyata dia ngga malu-malu dia santai aja kaya ketemu teman akrab, kuberanikan untuk menggandeng tangannya dan dia tak keberatan, tangannya halus banget, dan wajahnya bikin aku horny dengan matanya yang sedikit sipit dan bibirnya yang mungil. Akhirnya aku mengajaknya untuk mencari hotel yang murah untuk mengobrol biar enak, karena kalau di kos nggak enak sama teman-teman yang lain, juga sama ibu kos.

Dia nggak keberatan kuboncengkan di atas motorku. Dia datang ke mall dengan taksi. Kami mengobrol tentang apa saja baik di selama di mall atau selama perjalanan ke hotel itu. Sesampainya di hotel langgananku itu aku langsung memesan 1 kamar dengan single bed saja. Lalu kamipun menuju kamar hotel itu bergandengan tangan kayak sepasang kekasih saja.

Sesampainya di kamar, kami duduk bersebelahan dan kuberanikan untuk merangkulnya. Dia nggak marah. Duduk kami pun layaknya dua sejoli yang telah berhubungan lama, aroma tubuhnya sangat menggoda, dan terus terang aku sangat suka pheromone wanita (bau tubuh asli wanita), aroma tubuhnya bercampur dengan parfum yang dia pakai, menggoda sekali.

Dian bertanya soal aku berhubungan dengan wanita, dari pacaran hingga pengalaman ML. Aku bercerita sambil mengelus-mengelus rambutnya dan tiduran dengan kepalanya di pangkuanku. Dina mendengarnya penuh perhatian. Aku berbicara terus terang padanya tentang pengalaman pacaranku dan pengalaman ML-ku ketika masih mahasiswa baru. Dina menunjukkan sikap yang baik padaku, lalu dia berkata padaku bahwa dia sangat suka padaku dan dia ingin merasakan nikmatnya berhubungan badan denganku.

Dengan tiba-tiba dia mengajakku mandi bersama. Aku langsung setuju, “Aku sangat mau”, kataku dalam batin.

Dia menggandengku masuk ke kamar mandi, lalu dia menanggalkan pakaiannya. Aku mematung melihatnya, sexy sekali, sangat sesuai dengan impianku. Nipplesnya berwarna coklat muda, sebesar jagung dengan toket 34 yang sexy, tetapi vaginanya masih cukut lebat, semuanya membuat “adek kecilku” langsung melek. Dia menegurku..

“Ryan, kenapa kamu. Kok diem aja?”
“Nggak” jawabku.
“Kamu sexy banget Dina, kamu adalah impianku”, padahal ujarku dalam hati nggak cantik-cantik amat, tapi yang penting bodynya itu lo, bikin aku tegang terus. Dina pun tersenyum padaku.
“Masa” ujarnya sambil mendekatiku.

Dian pun melucuti pakaianku, dan sebelum dia melepaskan CD-ku, dia mengelus-mengelus penisku

“Keras banget, Ryan udah ga tahan ya”
“He eh” jawabku.

Setelah bugil, kupeluk dia dan kucium bibirnya, lembut sekali, tak henti-hentinya kupeluk dan kucium bibirnya.

“Dina, kamu mau kucukurkan rambut vaginanya nggak?”
“Buat apa, Ryan?”
“Biar vaginamu ngga bau and makin sexy. Kaya penisku, aku rajin mencukur rambut penisku dan kusisakan hanya bagian atasnya”.
“Pantas kedua bolamu mulus banget, Ann.. Menggoda banget”, ujarnya.
“Jadi kamu mau?”
“OK, tapi pakai cukuran apa?”
“Pake pisau cukur rambut ya” Aku sengaja membawa pisau cukur.
“OK”

Dina duduk di kloset dan kucukur pelan-pelan.

“Liat nich, sexy khan?” Kuambil cermin dan kuperlihatkan vaginanya.
“Iya, Ann. Dina suka. Jadi begitu ya biar sexy and sehat, gak bau gitu vaginanya?” Aku mengangguk.
“Coba kucium vaginamu sekarang” kataku dan kucium vaginanya perlahan dan lembut.

Dari atas turun ke bibir vaginanya lalu ke klitorisnya, kukecupi dan sesekali kumainkan lidahku perlahan tapi mantap. Sudah kumainkan klitorisnya, kubuka bibir vaginanya dengan jari dan tampak klitoris dan vaginanya yang masih merah. Kulanjutkan permainan lidahku bergerak di klitoris dan bibir vagina bagian dalamnya.

“Ohh, terus Ann, enak banget jilatan kamu” lenguh Dina dengan kedua tangannya memegang kepalaku dan mengacak-mengacak rambutku.

Kulanjutkan jilatanku dan sesekali kusedot klitnya dengan lembut. Dina makin menggeliat menggerakkan pinggulnya dan menekan kepalaku ke vaginanya. Kutangkupkan mulutku ke vaginanya, sehingga lubang senggamanya tertutupi oleh mulutku. Lalu kusedot lembut dan kugerakkan lidahku di klitnya hingga cairan vaginanya makin deras dan tertelan olehku, enak sekali bagiku. Ke dua tanganku memainkan toketnya, kuremas-remas lembut, kupelintir-pelintir nipple-nya. Dina makin menggila, pinggulnya bergoyang kanan kiri dan makin kencang lenguhannya..

“Ohh Ohh terus Ann.. Ohh Ann.. Enak banget”

Tempo agak kupercepat hingga Dina makin horny. Dia menjepit dan menekan-menekan kepalaku, lalu tubuhnya agak mengejang dan denyut vaginanya semakin terasa dan cairannya semakin membanjir hingga akhirnya..

“Ah, Ann, aku sampe”, teriaknya penuh kepuasan dan lalu kujilati cairan itu sambil merasakan denyutan vaginanya.

TAMAT

Jumat, 14 Januari 2011

Cerita Panas Dengan Teman Kantor

Teman tapi mesra bisa mengarah ke ranjang, karena terlalu mesra jadi birahi.

Di kantor itu aku baru diterima sebagai pegawai tetap, sebagaimana biasanya proses beradaptasi dan berkenalan dengan pegawai yang lainnya, ada salah satu pegawai wanita yang tadinya sih biasa-biasa saja, tidak menarik perhatianku namanya Riri (bukan nama sebenarnya) dalam perjalanan waktu kami sedikit akrab karena kebetulan dia duduk di samping meja kerjaku, dari ceritanya ternyata dia hanya part time karena di rumah tidak ada kerjaan, lagi pula dia baru datang ke Jakarta ikut suami, tubuhnya kecil mungil putih agak sintal aku taksir umurnya baru tiga puluhan lebih dikit, dia selalu memperhatikan setiap gerakku dan suka curi pandang, kalau aku tatap dia tersenyum sedikit menggoda, karena itu aku coba berani bercanda mulai dari yang ringan sampai nyerempet-nyerempet porno,dia selalu menanggapi, suatu saat aku bilang, "Ri, pergelangan kakimu seksi lho, coba aku pegang boleh nggak".
Dia bilang, "Boleh, kenapa gitu".
Aku lingkarkan jari tanganku dan kuukur, ternyata jempol dan jari tengahku bisa ketemu dan di belakang mata kakinya ada lekukan yang tegas. "Wah, gila ini perempuan pasti suaminya beruntung". Aku memang pernah dapat info bahwa ciri wanita yang demikian, istilah dengan teman temanku pokoknya tidak habis tiga ribu deh, (saking enaknya) hal ini yang bikin aku ingin mencoba kalau bisa.

Kesempatan itu datang waktu dia bilang dia mau mengundurkan diri, aku tawarkan, "kita rayakan perpisahan dengan jalan berdua mau nggak". Eh, ternyata ia bersedia, lalu sepulang kantor kuajak dia nonton bioskop, aku pilih cerita film yang sepi penontonnya dan memilih tempat strategis,singkat cerita aku cuma sempat nonton seperempat cerita, karena kuberanikan pipiku kusentuhkan ke pipinya yang akhirnya berlabuh di bibirnya, terasa bergetar bibirnya yang tipis dan lembut itu.

Tanganku mulai membelai dan dia diam saja aku tahu dia menahan nafas ketika tanganku mulai mengunjungi sudut cita-cita laki-laki, semula pahanya bertahan namun renggang juga, lalu jemariku menerobos dari celah celana dalamnya, semula cuma lembab tapi sedikit sentuhan di titik celah bibir kemaluannya terasa licin dan segera membasahi permukaan dari bawah sampaihingga ke atas, kutekan sambil kugesek clitorisnya. Wow, kini clitorisnya mulai mengeras.
"Pulang yuk", bisiknya, aku setuju.
"Pulang ke mana?", pancingku.
"Ke motel,yuk", katanya.


Amboi hatiku deg-degan badanku agak demam karena membayangkan apa yang akan terjadi.
"Kamu nakal ya", sambil mencubit burungku, aku tak bisa mengelak karena kedua tanganku memegang stir mobil. Dalam perjalan itu ruitsleting celanaku dibukanya dan dengan sigap dikeluarkannya rudalku, tanpa canggung diselusupkan kepalanya diantara stir dan perutku, dihisap dan dijilatnya.
"Aah, gila kamu", kataku.
"Biar saja, rasakan pembalasanku, balasan yang tadi di bioskop", katanya.

Di motel, dia yang menyerangku.
"Sekarang kamu harus bertanggung jawab, dan harus dituntaskan di sini ya", katanya sambil mendengus bernafsu.
"Tenang, tenang pasti, aku kan juga siap", kataku.
"Ayo buktikan", katanya sambil meremas rudalku yang juga sudah siap launching, kulepas bajunya dan Bra, dan bukit susunya seperti tidak berubah walau tanpa BH kencang tergantung di dadanya dengan puting coklat mengeras, sambil kuhisap kumainkan lidahku berputar, dia merengek seperti anak kecil kegelian, kubuka roknya sekaligus celana dalamnya, kuturunkan ciumanku ke arah pusarnya dan kujilat lagi sekitar pusarnya.

Aku sengaja berhenti di situ walau aku tahu dia ingin lanjut, aku berdiri dan kini ganti dia yang melucuti pakaianku seperti yang kulakukan padanya, dia lakukan padaku tapi dia teruskan dengan menjilat penisku. Wuiih, rasanya, mulutnya kecil, giginya kecil rasanya geli sekali, ini permainan lihai rupanya, akupun tidak mau kalah. Ditariknya tanganku ke ranjang dan rupanya dia sudah ingin dimasuki oleh penisku, tapi tidak aku turuti, aku ajak dia main 69 dulu, kumainkan clitorisnya dengan lidahku, kuputar dan kupijat bagian sisi clitorisnya yang basah dan mengeras.

Tiba-tiba dia merenggang dan mengerang panjang terasa clitorisnya juga mengeras kejang, rupanya dia orgasme duluan tapi dia tidak bilang, Bukit bibir vaginanya kulihat mengembang, sambil kubiarkan dia istirahat untuk orgasmenya yang ke dua kuciumi paha bagian dalamnya, dia hanya bisa bilang, "Maas, maas".

Kini ujung rudalku kuletakan di gerbang vaginanya yang mulai basah lagi, dia menarik pantatku agar segera merasakan batangku yang sudah seperti kayu, kuturuti tapi aku masukan dengan perlahan sekali, aku ingin menikmati perjalanan batang penisku ke dalam lubangnya itu mili demi milimeter sepanjang batangku dan itu aku rasakan sangat licin, lengket pulen dan nikmat sekali, cairan vaginanya tidak banjir tapi agak lengket (inilah rasa vagina perempuan dengan ciri pergelangan kaki kecil dan dekok), begitu perlahan dan Gentle aku masukan batangku sehingga terasa denyutan dinding vaginanya melumat batang penisku, setengah batangku masuk, kuperintahkan dia agar melakukan penarikan otot vagina dan anusnya seperti orang habis selesai berak, dan dia lakukan, Auuuu..., batangku serasa tersedot ke dalam, kutarik cepat batangku dia merengek lagi.
"Maas masukin doong", begitu lagi kulakukan sampai beberapa kali sampai dia menggeram karena nikmatnya, Teknik separoh masuk, tarik kemudian tusuk habis ini kulakukan berulang sampai dia bilang, "Ampuuuun Maas", dan pada saat kubenam habis batang penisku dan aku goyang angka 8, kurasa kepala penisku menyentuh mulut rahimnya dan dia muncratkan orgasme yang ke-2, shhah kepala penisku diguyurnya geli ngilu jadi satu, akupun tak tahan lagi dan, "Ssshaah..., sreeeett..., sreeeet". Pantatku dikepitnya keras-keras seperti tidak mau dilepaskan, kami lemas dan berkeringat,dia bisikan ketelingaku, "Maas Kamu hebat kayak superman".

Pagi hari di kantor aku datang lebih dahulu, tidak lama kemudian dia baru muncul sambil tersenyum malu penuh arti, pada kesempatan jam istirahat makan siang dia curi bisik padaku, "Mas, aku nggak jadi mengundurkan diri", sambil tersenyum nakal.
"Lho, lalu", kataku.
"Besok kita nggak usah nonton, tapi langsung ke tempat nikmat..., aku kangen Maas", sambil berlalu. "Besok ya Mas".
Aku bilang, "Ya..., ya..., yaa...". Sampai disini dulu cerita panas kami.

Cerita Panas Dengan Tukang Pijat

Ini cerita panas yang panjang banget, butuh kesabaran untuk membacanya agar lebih terasa asiknya...

Kurasa hampir semua orang pasti pernah merasakan dipijat, apa lagi para
laki-laki hidung belang seperti sebagian besar pembaca surgadunia.com.
Kurasa sebagian besar dari mereka pasti punya langganan pemijat di
panti-panti pijat yang menjamur di mana-mana.

Itulah enaknya jadi kaum laki-laki, ibaratnya seperti iklan minuman
ringan, bisa di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Ini berbeda
sekali dengan kaumku, kalau badan pegal harus susah payah cari mbok
pemijat yang belum tentu ada di setiap tempat, apa lagi di kota besar
seperti Surabaya ini.

Biasanya kalau badanku terasa pegal-pegal, kuminta bantuan adikku untuk
memijatnya. Kadang kami bergantian saling pijat. Tetapi hari ini rumahku
sedang kosong. Adikku masih kuliah sedangkan orang tuaku belum pulang dari
tugas rutinnya mencari nafkah.

Hari ini aku agak sedikit kurang enak badan. Terasa sekali badanku
pegal-pegal, namun di rumah sedang tidak ada siapa-siapa. Kucoba bertanya
kepada tetangga kanan kiri barangkali ada yang tahu kalau-kalau ada
tetangga sekitar yang bisa memijat. Sebenarnya aku tahu bahwa di ujung
gang sana ada seorang tukang pijat yang terkenal di sekitar rumahku, tapi
laki-laki, namanya Pak Mat. Tidak bisa kubayangkan bahwa tubuh molekku ini
bakal dipijat oleh seorang tukang pijat laki-laki, bisa-bisa yang dipijat
nanti hanya di daerah-daerah tertentu saja.

Akhirnya aku dapatkan juga seorang tukang pijat wanita. Namanya Mbak Tun
yang rumahnya juga tidak begitu jauh dari rumahku. Kucoba untuk mendatangi
rumah Mbak Tun yang jaraknya hanya sekitar dua ratus meter dari rumahku.
Kebetulan Mbak Tun ada di rumah dan bersedia datang ke rumah untuk
memijatku. setelah berganti pakaian dan membawa sedikit perlengkapannya,
Mbak Tun mengikutiku pulang.

Mbak Tun usianya masih relatif muda, hanya sedikit lebih tua dariku.
Perkiraanku Mbak Tun saat ini berusia sekitar 35 tahun. Namun di usianya
yang relatif masih muda itu Mbak Tun sudah menjanda. Ia hidup bersama
ibunya, satu-satunya orang tuanya yang masih tersisa.

Mbak Tun sudah 6 tahun bercerai dengan suaminya yang telah kawin lagi
dengan wanita lain karena perkawinannya dengan Mbak Tun tidak dikaruniai
anak. Cerita tentang Mbak Tun ini kuperoleh dari Mbak Tun sendiri saat
memijat tubuhku. Sambil memijat Mbak Tun bertutur tentang kehidupannya
padaku.

Walau tinggal di Surabaya, Mbak Tun tetap seperti layaknya orang udik,
pengalamannya masih sedikit sekali soal dunia modern, namun untuk urusan
sex sepertinya Mbak Tun punya cerita tersendiri. Semuanya akan kukisahkan
pada ceritaku kali ini.

Sesampai di rumahku, Mbak Tun kuajak langsung masuk ke kamarku yang sejuk
ber-AC. Suhu udara di luar sana bukan main panasnya, beberapa bulan
terakhir ini kota Surabaya memang sedang dilanda cuaca panas yang luar
biasa, konon panasnya mencapai 37 derajat celcius.

Kubuka kancing hemku dan kutanggalkan hingga bagian atas tubuhku yang
mulus terpampang dengan jelas sekali. Payudaraku tampak segar dan ranum
dengan ujung puting susuku yang bersih berwarna merah muda sedikit
kecoklatan. Rok miniku juga kutanggalkan.

Kini tubuhku sudah hampir telanjang bulat, hanya tersisa CD yang
kukenakan. Mata Mbak Tun tampak terkagum-kagum pada bentuk tubuhku yang
ramping dan sexy, terlebih saat melihat bentuk CD-ku yang mini itu. Aku
saat itu memakai G String berenda yang ukuran rendanya tak lebih dari
seukuran satu jari melingkari pinggangku, selebihnya sepotong rendah yang
tersambung di belakang pinggangku, turun ke bawah melewati belahan
pantatku, melingkari selangkanganku hingga ke depan. Tepat di bagian
vaginaku, terdapat secarik kain berbentuk hati kecil yang keberadaannya
hanya mampu menutupi bagian depan liang vaginaku.

Lalu aku tengkurap di tempat tidur dengan hanya memakan CD. Mbak Tun mulai
memijat telapak kaki, mata kaki, betis, naik lagi ke pahaku. Awalnya aku
biasa-biasa saja, pijatan tangannya juga terasa pas menurutku, tidak
terlalu lemah dan juga tidak terlalu keras yang dapat menyebabkan terasa
lebih sakit setelah dipijat. Menurutku, cara memijat Mbak Tun cukup baik.
Setelah memijat kaki kanan, kini Mbak Tun berpindah memijat kaki kiriku,
urutannya seperti tadi. Kini giliran pahaku bagian atas yang dipijat juga
kedua belahan pantatku.

"Mbak! CD-nya kok modelnya lucu ya?" tanya Mbak Tun lugu mengomentari
bentuk CD-ku.
"Emangnya kenapa Mbak Tun?" tanyaku padanya.
"Oh enggak Mbak! Kalau dipakai kok seperti tidak pakai CD aja ya? Bokong
(pantat) Mbak tetap kelihatan, dan bagian depannya, jembut (bulu kemaluan)
Mbak juga kelihatan, Hii.. Hii.. Hii..! Kalau aku sih tidak berani pakai
CD yang model begitu", oceh Mbak Tun masih mengomentari bentuk CD yang
kupakai saat itu.

Sambil mengngoceh dan bercerita, tangan Mbak Tun tetap memijat pahaku.
Yang kini dapat giliran adalah pahaku bagian atas, tepatnya di daerah
pangkal paha dan belahan pantatku. Aku sengaja tidak menjawab ocehannya
karena aku ingin menikmati pijatannya. Sambil sedikit tiduran, mataku
kupejamkan saat dipijat Mbak Tun.

Letak kedua kakiku dibentangkan terpisah agak lebar sehingga posisi pahaku
terbuka. Mbak Tun memijat bagian dalam pahaku yang bagian atas dekat
selangkanganku hingga aku merasakan sedikit geli, tapi enak sekali. Selain
pegalku di bagian kaki dan paha mulai sedikit berkurang, aku juga mulai
merasakan horny, apa lagi saat jari-jari Mbak Tun memijat bagian pangkal
pahaku. Jarinya sempat menyentuh gundukan vaginaku hingga rasanya ujung
CD-ku mulai lembab. Untungnya Mbak Tun sudah mulai pindah posisi memijat
punggungku, naik ke leher dan berakhir di kepalaku.

Selesai memijat bagian belakang tubuhku, Mbak Tun mengambil body lotion
dan dioleskannya ke kaki dan pahaku. Rasanya sedikit dingin saat mengenai
kulitku. Kalau tadi memijat, kini Mbak Tun ganti mengurut tubuhku mulai
dari telapak kaki, betis hingga pahaku. Kembali saat mulai mengurut pahaku
bagian atas aku merasa geli, terlebih saat paha bagian dalamku yang diurut
olehnya.

"Mbak! CD-nya dilepas aja ya, toh percuma pakai CD cuma sepotong begitu,
lagian kita kan sama-sama wanita dan tidak ada orang lain di kamar ini,
soalnya nanti kena hand body nyucinya susah", pinta Mbak Tun padaku.

Tanpa menjawab, kumiringkan sedikit tubuhku sambil sedikit membungkuk.
Kubuka CD-ku dan kulepas dengan bantuan ujung kakiku. Kini aku telah
telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku. Posisiku
kembali tengkurap menunggu tangan Mbak Tun kembali mengurut tubuhku.

Mbak Tun kembali ke tugasnya mengurut bagian bawah tubuhku yang sudah
dilumuri body lotion tadi. Jarinya kembali bersarang di pangkal pahaku
bagian dalam, sambil sekali-sekali mengurut kedua gundukan pantatku. Aku
tidak hanya merasakan pegalku mulai berkurang, namun aku juga merasakan
seperti ada suatu rangsangan tersendiri menyerang tubuhku bagian bawah.

Mulutku menggigit bantal yang kupakai untuk menopang daguku saat tengkurap
karena menahan rasa geli di selangkanganku, manakala jari tangan Mbak Tun
menyentuh bibir vaginaku. Terkada sentuhannya masuk lebih dalam lagi
hingga menyentuh celah belahan bibir vaginaku.

Terus terang liang vaginaku mulai bawah hingga cairan bening tak
terbendung mulai membasahi liang dan dinding dalam vaginaku. Saat mengurut
gundukan pantatku, seakan dengan sengaja jari Mbak Tun disentuhkannya ke
vaginaku kembali hingga ujung jarinya sempat menyenggol ujung klitorisku.

Aku jadi tersiksa sekali karena menahan hasrat birahi yang timbul akibat
sentuhan tangan dan jari Mbak Tun saat memijat dan mengurut bagian bawah
tubuhku. Untungnya urutan Mbak Tun segera pindah ke punggungku, terus naik
ke leher dan kembali berakhir di kepalaku.

Kalau di bagian atas tubuhku, aku masih tidak merasakan suatu rangsangan
seperti tadi. Namun rupanya setelah selesai memijat kepalaku, Mbak Tun
kembali memijat dan mengurut kedua bongkahan pantatku, yang tentunya
pangkal pahaku kembali menjadi sasarannya pula.

Aku tak kuasa menolak, karena selain kupikir Mbak Tun toh juga seorang
wanita, dan juga normal karena pernah bersuami walau sudah lama bercerai.
Aku toh akhirnya juga menikmati semua sentuhan tidak disengaja maupun
mungkin disengaja saat jari-jari tangannya mengusap bagian luar vaginaku.
Sampai akhirnya aku benar-benar tidak tahan lagi.

"Sudah! Cukup! Terima kasih ya Mbak", ujarku akhirnya.
"Kok sudah toh Mbak?", Tanya Mbak Tun padaku.
"Bagian depannya belum diurut lho! Ayo telentang Mbak, kuurut sebentar
perutnya supaya ususnya tidak turun", tambah Mbak Tun dengan sedikit
memerintah.

Herannya aku menurut juga. Dan lalu aku pun telentang di hadapan Mbak Tun.
Mbak Tun mulai kembali mengolesi body lotion ke bagian dada dan perutku.
Mbak Tun langsung mengelus bagian atas dadaku dekat leher sedang jarinya
mengurut ke bawah ke arah payudaraku. Kemudian area sekitar payudaraku
juga diurut lembut mirip elusan. Aku yang sudah horny sejak tadi jadi
lebih blingsatan lagi hingga akhirnya aku tidak tahan untuk tidah
mengaduh.

"Aduuh! Geli Mbak!" protesku, tapi Mbak Tun diam saja sambil terus
mengurut pinggiran payudaraku.

Kemudian perutku diurut dari setiap penjuru mengarah ke pusar. Kini
giliran pahaku diurut oleh Mbak Tun. Cara mengurutnya naik ke atas menuju
pangkal paha, letak kakiku dipisahkan agak lebar sehingga posisiku lebih
terkangkang lagi. Mbak Tun terus mengurut pahaku. Saat mengurut bagian
dalam pahaku, aku menggeliat tak karuan.

Kemudian Mbak Tun mengurut mulai tepat di atas vagina menuju pusarku.
Katanya ini adalah untuk menaikkan usus dalam perutku agar supaya tidak
turun ke bawah. Aku diam saja tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun,
terus terang pijatannya memang enak hingga pegal yang ada di tubuhku sedah
tidak terasa lagi. Namun selain itu aku juga mendapatkan rangsangan
seksual dari cara Mbak Tun mengurutku.

"Sudah, sekarang yang terakhir" kata Mbak Tun sambil membuka lebar pahaku.


Mbak Tun berpindah posisi duduknya. Kini dia berjongkok tepat di hadapan
selangkanganku yang terkangkang lebar. Kedua tangannya secara bersamaan
mengurut kedua pahaku, dari arah lutut menuju selangkangan hingga aku jadi
menggeliat tidak karuan menahan geli.

Kemudian kedua ibu jarinya mengurut-urut celah lipatan selangkangan dekat
vaginaku dengan cara mengurutnya dari bawah ke atas terus berulang-ulang.
Bibir vaginaku menjadi saling gesek karenanya hingga rangsangan dahsyat
melanda bagian bawah tubuhku dan akhirnya aku tak kuasa lagi mengendalikan
nafsu birahiku sendiri hingga tanpa perlu merasa malu lagi pada Mbak Tun,
jariku kuarahkan ke klitorisku dan terus kugosok-gosokkan sambil
mengangkat dan menggoyang-goyang pantatku.

Aku akhirnya orgasme di hadapan Mbak Tun. Persetan kalau mau dia tertawa,
bathinku. Namun ternyata Mbak Tun tetap cuek saja sampai aku selesai
melepaskan orgasme. Lalu kubayar ongkos Mbak Tun memijatku dan kuminta dia
untuk pulang sendiri.

Sekian dulu.

Hubungan Panas dengan kakak

Cerita panas kali ini bercerita tentang seks dengan kakak. Nama sebut saja namaku Andi. Umurku 21 tahun dan masih kuliah. Aku anak kedua setelah kakakku. Kami hanya dua bersaudara.Kakakku berumur 23 tahun dan baru wisuda.Aku memanggilnya mbak lulu.Kakakku memang cantik,tubuhnya putih mulus,dadanya gede dan pantatnya yang montok. Tingginya 171cm dan berat 54kg. Sangat seksi sekali,sehingga banyak cowok yang naksir termasuk aku sendiri. Aku punya kebiasaan onani setiap hari,bahkan bisa lebih lima kali sehari. Dan sering hayalanku tertuju pada mbak lulu. Aku sering pura-pura kekamarnya dengan maksud mengintipnya.

Suatu siang, aku melihatnya sedang berbaring di ruang tamu dengan hanya memakai rok pendek dan baju ketat. Kuperhatikan ternyata dia tidur. Mataku tertuju pada pahanya yang mulus. Nafsuku langsung naik,sambil menelan ludah aku berjongkok mendekatinya dan meraba paha mulusnya.Kuangkat roknya keatas dan kulihat cdnya yang menutupi seonggok daging tebal. Nafsuku makin menjadi-jadi.Kuturunkan cdnya pelan-pelan sampai paha,kuraba vaginanya yang tebal ku remas dengan pelan karena takut mbak lulu bangun. nafas ku mskin cepat menahan nafsu yang semakin naik. vagina mbak lulu terasa hangat dan lembab.

Aku terus menggosokan jari ku pada belahan vagina mbak lulu yang makin agak lembab. Namun dengan semua yang kulakukan pada vanigina mbak lulu, mbak lulu masih tetap saja tidur terpejam. Aku penasaran dan akhirnya aku mulai berani menjilatinya. Anehnya mbak lulu tetap tertidur.Kujilati vaginanya sampai basah dan kugesekkan penisku diantara paha mulusnya, akh nikmatnya saat kepala penis ku bersentuhan dengan paha mulus mbak lulu, geli... sampai menyemburkan sperma yang mengenai cdnya. Lalu kubersihkan dan kupasangkan lagi cdnya pelan-pelan. Dikamar aku terus terbayang,karena ini pengalaman pertamaku dan akan kulakukan lagi.

Malamnya pukul 1 dini hari,aku masuk kekamar mbak lulu dan ingin mengulangi pengalaman siang tadi.Kulihat dia tidur menggunakan kimono.Kudekati dan kubuka pelan-pelan tali kimononya.Wow...ternyata mbak lulu bugil tanpa benang sehelai pun,hanya terbalut kimono.Kubuka kimononya dan terlihat payudaranya yang gede (kira-kira 36B) dan montok. Kuremas dan kujilati putingnya yang merah. Kudengar mbak lulu mendesah tetapi matanya tetap terpejam. Kulanjutkan aktifitasku kearah vaginanya. Kujilati daging kecil (klitoris) diatasnya sampai puas dan kurasakan kepalaku dijepit serta lidahku merasakan cairan hangat. Kuhentikan jilatanku, sambil kuperhatikan paha mbak lulu yang merapat seperti sedang menahan pipis. Kuperhatikan matanya yang terpejam tetapi nafasnya cepat. Kubuka lebar selangkanganya dan kugesekkan penisku dibibir vaginanya.Kuselesaikan dengan semburan sperma diatas perutnya. Sebenarnya aku pengen merasakan gesekan dan cengkeraman otot vaginanya,tetapi aku takut dia bangun.Lagi pula dia kakak kandungku sendiri. Kubersihkan bekas spermaku dan kupakaikan lagi kimononya,lalu aku pergi tidur.

Besoknya aku tidak mencobanya lagi karena aku takut ketauan. Jadi aku cuma onani sambil berkhayal. Sampai suatu malam,hujan turun sangat lebat sekali. Aku tidak ada kegiatan, jadi aku berencana nonton bf dikamarku.Lagi asik-asiknya nonton, tiba-tiba pintu kamarku diketuk.Aku langsung mematikan tv dan membuka pintu.Tapi tidak ada orang, melainkan secarik kertas.Kuambil dan kututup pintu kamarku.Disitu tertulis"I KNOW WHAT U DID LAST MONTH", so "DO IT AGAIN". Aku terkejut membacanya, mungkinkah mbak lulu tahu?pikirku. Tapi kenapa dia nyuruh untuk melakukan lagi. Ah... sudahlah yang penting mbak lulu nggak marah dan dia suka.Dengan semangat campur nafsu (habis nonton bf)aku kekamar mbak lulu. Kulihat matanya terpejam dan tubuhnya tertutup selimut.Kudekati dan kutarik selimutnya. Ternyata mbak lulu nggak pake baju (bugil). Kujilat pentilnya yang merah,tiba-iba dia bangun dan memelukku. Aku terkejut dan langsung berdiri. "kenapa, takut"katanya. "kemarin kok berani, ayo... kemari nikmati tubuh mbak" katanya lagi. "bener nih"ujarku.Aku langsung membuka bajuku dan langsung menerkamnya dan melumat bibirnya. Kuremas-remas payudaranya dan kuisap pentilnya. "ssstttt... terus..... ndi.. ssst.." desahnya.

Lima menit kujamah payudaranya dan aku mulai menuju vagina mbak lulu. Aku menelusuri tubuh mbak lulu, kulitnya yg putih mulus dan kencang aku belai mulai payusara nya, terus ke perut nya yang rata, pusar nya. Aku cium pusarnya dan terus ke bawah munuju selangkangan mbak luilu. harum aku cium tubuh mbak lulu. Sementara tangan mbak lulu mulai membalai penis ku yanmg sudah tegang dari tadi, akh nikmatnya.... jari tangan mbak lulu yang lentik dan lembut menggenggam penisku yang berdenyut.

tangan ku mulai meremas vagina mbak lulu yang makin basah. dengan bulu vagina yang tidak terlalu lebat tapi tercukur rapih, aku bisa melihat belahan vagina mbak lulu yang indah. Aku remas lembut dan aku belai vagina mbak lulu. "oohhh..... ndi..... akh....." desah mbak lulu. Aku dekatkan lagi muka ku dengan selangkangan mbak lulu untuk ketuga kalinya, namun kali ini aku tak takut dan waswas seperti sebelumnya. makin dekat vagina mbak lulu dengan wajah ku hingga aroma vagina mbak lulu yang menarangsang makin terasa. Aku kecup lembut vagina mbak lulu, dan mbak lulu langsung mendesah dan mengerang kerika bibir ku bersentuhan dengan permukaan vagina mbak lulu. "akh.... andi...... nikmat... akh....." eerang mbak lulu lagi. Aku yang makin bennafsu langsung mencium dengan buas vagina mbak lulu, Aku jilat dan hisap vagina nya, aku jilati cairan yang membasahi permukaan vagina mbak lulu, aku terus menjilat vaginanya."Oh.... sssttt.. enak.... terus..... ah.. ah..." erangnya.Kujilati terus sampai kurasakan vaginanya menyemburkan cairan hangat dan berdenyut. "ohhhhhh........" terdengar erangan mbak lulu tanda dia orgasme.Aku meremas-remas payudaranya agar nafsunya bangkit lagi.

Kujilati sambil tanganku menggosok vaginanya yang basah. "ayo...masukin aja"bisiknya.Seperti yang sering kulihat di film,kubuka lebar selangkangannya dan kutusukkan penisku keliang surganya.sulit sekali,pelan-pelan dan blessss amblas penisku terbenam dalam vaginanya. "akh..." erangkum panjang. sementara tubuh mbak lulu sedikit tersentak saat penis ku masukke dalam liang surgaanya itu. "eemmmpphh.......aaakkhh....." erang mbak lulu sambil menggigit bibirnya tanda mbak lulu menikmati tusuka pertama penisku ke dalam vagina mbak lulu. Rasanya penisku seperti dijepit kuat sekali.Kugoyang maju mundur(mbak lulu sudah tidak perawan lagi,nggak tahu siapa yang buat).Kulihat mbak lulu mulai menikmati lagi.Kugoyang makin cepat."Ohhh... ohhh.... nggg..... ayo... lagi..... terus.... owww...." jeritnya.

Dengan satu tangan menopang tubuh ku, sambil menggoyang pantaku naik turun, tanganku meremas payudara mbak lulu yang lembut kenyal namun kencang. tak hentinya mbak lulu mendesah dan mengerang saat sodokan demi sodokan penisku
memenbus vagima mbak lulu. bunyi kocokan penisku di vagina mbak lulu menambah suara yang ada di ruangan itu. mbak lulu memejam kan matanya, tanggannya ia naikan ke atas dan memegangin bantal dan meramasnya. tanda mbak lul sangan menikmati pemainan in dengan aku. dengan posisi itu aku dapat melihat tubuh mbak lulu yang indah ramping, seperti sebuah gitar dengan lekuk yang mulus. payudaranya bergerak dan bergoyang seirama dengan sodokan penisku di laing ternikmat yang pernah aku rasakan.

Aku tak tahan hanya meremas payudara nya, sambil terus menggoyang pantat ku aku cium dan lumat lagi payudara mbak lulu dan aku gigit kceil puting nya "aw... akh... ndi.... oooohh......." erangnya agak keras. aku cium bibirnya yng merah. hingga.... "Aku.... mau... keluar.... mbak.... "jeritku. "tahan.... sama-sama..... didalam aja...." katanya lagi. crottt......... crot..... crooottt..... kusemburkan spermaku didalam rahimnya. Kurasakan penisku berdenyut-denyut. 'akkkhhhh........ "erangku panjang.Kurasakan kenikmatannya sampai ubun-ubun.Aku terus menggoyang penisku maju mundur dan kaki mbak lulu mengepit kuat pinggangku. Kurasakan penisku disembur cairan hangat dan kulihat mbak lulu mengejang menahan kenikmatan orgasmenya. "aaaahhhhhh..... "desahnya puas.

Penisku kubiarkan menancap, menikmati otot vaginanya yang berkontraksi meremas-remas penisku.Setelah selesai, aku berbaring disamping mbak lulu sambil meremas-remas payudaranya. "makasih mbak, betul-betul nikmat".kataku. "kamu juga nikmat" katanya sambil tersenyum. Aku pun langsung melumat lagi bibir mbak lulu, kami pun kembali berciuman dengan lembut kali ini layaknya seperti sepasang kekasih.

Malam itu kunikmati lagi tubuh mbak lulu, kali ini aku yang berbaring terlentang dan mbak lulu yang memulai nya. dia mencium bibirku semetara tangan ku meremas kedua payudaranya. penisku yang tadi agak mengecil mulai bangun lagi dan mengeras. tangan mbak lulu kemudian mengocok penis ku, "eemmpppp..... akh.....' erangku merasakan nikmatnya kocakan tangan mbak lulu yang lentik. penisku kembali tetang dan keras seperti tapi setlah di kocok-kocok oleh tangan mbak lulu. melihat itu mbak lulu yang jg seprtinya sudah ga tahan langsund menduduki selagkangannku hingga penisku tertindih tubuhnya.

mbak lulu lalu maju sedikit hingga posisinya dia kira pas, dan dengan di bimbing tanggannya, penisku di arahka ke liang senggamanya lagi. aku rasakan vagina mbk lulu masih basah, dang saat tepat kepala penisku berada di bibir vaginnya, mbak lulu mengangkat tubuhnya dan dengan perlahan kembail turun hingga perlahan juga penisku masuk lagi ke dalam vaginna mbak lulu yang hangat, licin dan nikmat itu. dan karena sudah licin hingga penisku masuk dengan lancar ke dalam vagina mbak lulu hingga blesss masuk seluruh batang penis ku ke dalam vagian bmak lulu, aku terpejam dan mendesah saat jepitan daging licin dan hangat itu menggesek kembaku penis ku. mbak lulu yang sudah naik nafsunya langsung bergerak naik turun hingga mengocok penisku. sebenarnya aku kurang merasa kenikmatan seprti tadi dengan posisi sekarang, namum melihat gerakan dan goyangan mbak lulu yang bersemangat, menunjukan mbak lulu sangat menikmati posisi kali ini. "aakhh...akh.....eemmmhhhh....." desah mbak lulu.

aku biarkan mbak lulu yang menguasai permainan kali ini, dan memang mbak lulu sangat menyukai posisi di atas ini, terbukti dengan goyangan pinggul mbak lulu yang makin liar hingga aku yang tadi agak pasif kembali mualai bergerak. aku remas kedua payudara mbak lulu yang bergerak naik turun, kenyal dan lembut.... aku belai pinggangnnya dan aku elus punggung mulus mbak lulu yang kemudian aku tarik hingga kami berciuman kembali. mbak lulu membungkuk tapi pinggulnya terus pergreak liar, naik turun, berputar hingga penisku yag ada dalam vaginanya semakin terasa terjepit, namum sangat nikmat, aku mulai dengan pelan mengocok naik turun namun aku yag pertama kali merasakan gaya tersebut agak kaku yang membuat mbak lulu tersenyum di antara erangan dan desahan nya.

Aku cium payudaranya, aku remas, aku hisap putingnya dengan gemas dan mbak lulu pun merasa akan orgasme dengan goyangan pinggul yang makin cepat dang gerakan naik turun pantatnya yang bahenol juga erangan, dan desahannya. aku yang makin nafsu juga semakin aktif bergerak, tidak hanya ppinggul, namun tangan ku meremas payudara mbak lulu. hingga..."akh..... akh....eemmmhh..... ndi...... akh... mbak.... mau... keluar... aakh......" desahnya hingga akhirnya tubuh mbka lulu bergetar dan aku rasakan cairan hangat lagi di penisku yang masih ada di dalam vagina mbak lulu, "akh............" desahnya panjang yang kemudian tubuh mbak lulu terkulai dan rebah di atas tubuhku hingga payudara mbak lulu menempel di dada ku.

Aku biarkan beberapa saat dan aku juga menikmati remasan dari otot vagina mbak lulu yang berkontarksi meremnas dan menjepit batang penisku. dan aku yang tidak mau kehilangan momen itu langsug membalikan dan memutar tubuh kali hingga kembali mbak lulu di bawah. sambil aku rasakan pijatan lembut itu aku kocok lagi penisku naik turun hingga tak lama "akh..... mbak..... ndi... mau... keluar..... akh...." desahku dan crott.... crott... crott.... spermaku aku semprotkan lagi di dalam rahimnya. dan aku terkulai di atas tubuh kakakku yang sexy itu.

setalah selesai aku rasakan kenikmatan itu, aku berbaring lg di sebalhnya dan mencium lagi bibir mbak lulu yang hangat dan nikmat. "kamu hebat sayang...." sahut mbak lulu sambil tersenyum. aku kecup lagi bibirnya dan bilanh "mbak.... ini malam yang ga bakal ndi lupain, mbak udah ngasih kenikmatan buat ndi...." kataku dan mbak lulu pun bilang "sama ndi, mbak juga nikmatin banget". akhirnya kami tidur saranjang karena kelelahan dan masih telanjang sambil berpelukan.

pagi hari aku bangun meninggalkan mbak lulu yang masih tidur telanjang dan aku kembali kekamarku dan tertidur dengan pulas. Semenjak itu,kami sering melakukannya kapan saja dengan gaya berbeda-beda.Terkadang kusodok pantatnya yang montok, kusuruh mengisap penisku dan menelan spermanya. Pokoknya aku puas menikmati seks dengan mbak lulu.

Sekian ceritanya, TAMAT

Kamis, 23 Desember 2010

Cerita pencabulan gadis

Sebagai awal dari postingan cerita panas, saya akab memberikan cerita pencabulan dari seorang pria terhadap gadis muda belia. kasus ini atau cerita ini adalah cerita nyata.


Meski sudah memiliki seorang anak dan istri ternyata tidak membuat EDI SULISWANTO (25) asal Desa Jatigedhe, Kecamatan Sumberejo, Bojonegoro merasa puas.

Buktinya saat bertemu dengan AI (17) seorang gadis desa asal Kecamatan Sumberejo la langsung jatuh hati dan mengajak berhubungan intim. Korban tidak menyangka lelaki yang berkencan dengannya sudah memiliki istri. Namun sepandai-pandai menyimpan bangkai pasti tercium juga. Lalu setelah mengetahui status kekasihnya, korban melaporkan perbuatan pelaku ke Polisi.

Kini pelaku harus menanggung perbutannya dibalik jeruji besi. Ia harus merasakan bui untuk waktu yang cukup lama. Pasalnya dalam sidang tuntutan Rabu (25/8) siang tadi Jaksa Penunut Umum (JPU) TRI MURWANI meminta terdakwa dihukum 8 tahun penjara ditambah denda 60 juta. Terdakwa dijerat pasal 81(2) UU RI No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak.

“Meski suka sama suka namun korban masih dibawah umur, “ kata TRI MURWANI.

Terpisah Penasehat Hukum terdakwa MUSTAIN mengatakan hukuman tersebut memang cukup berat. Mengingat terdakwa memiliki keluarga dan menjadi tulang punggung. Untuk itu dalam peldoi tadi ia meminta majelis hakim menjatuhkan hukuman seringan-ringannnya.

Banyaknya kasus cerita pencabulan gadis terjadi karena kurangnya pemahaman tentang seks terhadap anak-anak, perlu diberikan seks education agar, anak-anak kita terhindar dari pencabulan seks.